Layanan informasi adalah marupakan salah satu jenis layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah yang
memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) melalui kegiatan tatap
muka di kelas secara klasikal. Layanan informasi bertujuan untuk membekali
individu dengan berbagi pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang
berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembagkan pola kehidupan
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh
melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan
kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan
kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan.
Layanan
informasi dalam bimbingan konseling
amatlah penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa agar dapat
terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu pencapaian perkembangan
siswa, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun
kariernya. Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah
alternatif, baik yang berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun
kariernya. Melalui layanan informasi
diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi, yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
kepentingan siswa itu sendiri. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing
guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan
karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan
serta kelemahan yang ada dalam dirinya.
Achmad
Juntika Nurihsan (2006: 7), dalam bukunya
mengatakan model
bimbingan yang berkembang saat ini yaitu bimbingan perkembangan, visi bimbingan
perkembangan bersifat edukatif, pengembangan, dan outreach.
Edukatif karena titik berat layanan bimbingan perkembangan ditekankan
pada pencegahan dan pengembangan, bukan korektif atau terapeutik, walaupun layanan
tersebut juga tidak diabaikan. Pengembangan karena titik sentral
sasaran bimbingan perkembangan adalah perkembangan optimal seluruh aspek
kepribadian individu dengan strategi/upaya pokoknya memberikan kemudahan
perkembangan melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Outreach karena target
populasi layanan bimbingan perkembangan tidak terbatas pada individu yang
bermasalah, tetapi semua individu berkenaan dengan semua aspek kepribadian
dalam semua konteks kehidupan
Materi
informasi yang diberikan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
dan permasalahan siswa, sehingga benar-benar dapat dirasakan lebih bermanfaat
dan memiliki makna. Pemilihan dan
penentuan jenis materi informasi yang tidak didasarkan kepada kebutuhan dan
masalah siswa akan cenderung tidak memiliki daya tarik, sehingga siswa akan
menjadi kurang partisipatif dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan layanan,
dalam era informasi dewasa ini sesungguhnya kemudahan untuk memperoleh
informasi sangat terbuka, baik melalui media cetak atau eleltronik. Terutama
setelah adanya kemajuan yang menakjubkan dalam bidang teknologi komputer multi
media, maka dengan mudah dan dalam waktu relatif singkat kita dapat mengakses
ribuan bahkan jutaan jenis informasi melalui internet. Oleh karena itu sebagai
seorang guru pembimbing dituntut untuk
belajar menguasai teknologi internet, agar bisa menjelajah situs-situs yang
menyediakan informasi yang berkaitan dengan informasi pribadi , sosial, belajar
dan karier. Disamping konselor dituntut untuk banyak memahami berbagai
informasi yang akan dibutuhkan siswa, juga seyogyanya dapat menguasai berbagai
teknik penyampaiannya secara variatif dan menyenangkan, namun tidak semua
sekolah memberikan jadwal tatap muka kepada guru Bimbingan dan Konseling dengan
berbagai alasan tentunya (tenaga belum mencukupi/tidak sesuai dengan rasio 1 :
150, tenaga yang ada tidak berlatar belakang bimbingan konseling, karena harus
melaksanakan PBM pagi-sore sehingga waktunya sangat mepet, atau bahkan tidak
terjadwal karena dijadwalpun guru pembimbingnya ogah-ogahan masuk kelas karena
tidak memiliki/menguasai berbagai macam informasi, nah untuk alasan yang satu
ini maaf... maaf semoga saja tidak ada karena sebagaimana dikatakan diatas
bahwa saat ini sangatlah mudah untuk mendapatkan berbagai macam informasi
melalui situ-situs di dunia maya. Oleh
karena itu agar semua layanan informasi dapat tercakup diperlukan media
pengganti, yaitu dengan “media papan
bimbingan”.
Menyelenggarakan
bimbingan yang bersifat preventif salah satunya dapat ditempuh dengan
mengadakan papan bimbingan, Bimo Walgito, (1969:38). Sehingga model penyampaian informasi melalui
papan bimbingan ini adalah merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh
para guru pembimbing/konselor sekolah yang tidak memiliki jam tatap muka di
kelas atau bagi guru Bimbingan dan Konseling yang mendapatkan jadwal hanya 1
jam pelajaran perminggu/kelas.Papan bimbingan adalah
media bimbingan yang memuat informasi-informasi siswa serta materi-materi yang
mengandung unsur bimbingan yang menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar
maupun karier. Dalam papan bimbingan tersebut ditempelkan berbagai
informasi bimbingan dengan berbagai bentuk, seperti : artikel, poster, buletin,
karikatur, gambar-gambar, tips-tips , tulisan-tulisan
misalnya peringatan-peringatan, kata-kata mutiara, semboyan dan sebagainya. Di
samping itu dapat pula berupa potongan-potongan majalah atau surat kabar
serta brosur-brosur lainnya yang
mempunyai atau mengandung unsur bimbingan. Adapun papan bimbingan tersebut hendaknya
diletakkan/ditempel/digantung pada
tempat yang mudah dijangkau oleh semua siswa, memiliki keleluasaan yang bisa
memungkinkan siswa membaca dengan rileks serta pencahayaan yang cukup agar
tidak mengganggu siswa pada saat membaca, sehingga siswa dapat dengan mudah
mengakses dan memahami hal-hal yang perlu diketahui, Mengingat
begitu pentingnya papan bimbingan bagi siswa maka menuntut para guru
pembimbing/konselor untuk senantiasa menyajikan informasi yang up to date, dipajang dengan
menarik, menggunakan bahasa lugas tetapi mengenai sasaran.
Demikian
sekelumit ulasan yang bisa penulis sampaikan, semoga berguna bagi sesama guru
bimbingan konseling khususnya dikota Palu, guna memaksimalkan tugas dan peran
sebagai seorang guru pembimbing/konselor sekolah.