Minggu, 10 Maret 2013

Guru BK Pegang Peranan Sentral


Guru BK Pegang Peranan Sentral


JAKARTA, suaramerdeka.com - Peran guru Bimbingan Konseling (BK) dalam implemetasi kurikulum 2013 akan semakin penting. Pasalnya, di tingkat SMA/SMK penjurusan ditiadakan, diganti dengan kelompok peminatan.

Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (Abkin), Mungin Eddy Wibowo mengatakan, dengan diberlakukannya kelompok peminatan, maka guru BK memiliki tugas untuk memberikan pendampingan secara intensif kepada siswa. Diharapkan, siswa dapat memilih sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya.

"Dengan adanya program kelompok peminatan, maka peran dan tugas guru BK semakin besar. Karena sejak awal masuk, siswa harus diarahkan sesuai dengan bakat, minat, dan kecenderungan pilihannya," ujar Mungin.

Seperti diketahui, pada kurikulum baru di tingkat SMA sederajat, penjurusan diganti dengan kelompok peminatan. Adapun kelompok peminatan tersebut terbagi menjadi kelompok peminatan Matematika dan IPA, kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial, dan kelompok peminatan bahasa dan budaya.

"Oleh karena guru BK harus memberikan pendampingan sejak awal, sehingga siswa bisa fokus sejak awal pilihannya. Dengan demikian, menempatkan anak pada  the right man on the right track," tegasnya.

Meski demikian, tidak menutup peluang dan kemungkinan bagi siswa untuk mempelajari ilmu atau pelajaran lain. "Ada kelompok lintas mata pelajaran. Misalnya siswa mau memilih IPA tapi juga mau mendalami bahasa," jelasnya.

Guru Besar Universitas Negeri Semarang itu menegaskan, ke depan, peran dan tanggungjawab guru BK terhadap siswa SMP juga harus lebih nyata. Guru BK harus mulai mengamati dan mendampingi anak sejak kelas satu. "Harus dilihat dan dampingi, anak tersebut senang dan minat pada mapel apa. Untuk mengarahkan studi lanjutannya, ke SMA atau SMK," tutur Mungin.

Namun disadari, peran tersebut tidak akan berhasil tanpa dukungan kepala sekolah, guru kelas dan orangtua murid. Untuk itu diharapkan pemerintah dapat merancang secara matang diklat yang akan diberikan kepada guru-guru. Dengan demikian, tujuan perubahan pendidikan melalui kurikulum 2013 dapat tercapai dengan sempurna.

Menurutnya, diklat tidak hanya sebatas teoritis belaka, tapi bagaimana menyusun rencana aksi yang berbasis pada peminatan siswa. Meskipun, sambung dia, guru BK telah memahami perannya sebagai pembimbing siswa, kaitannya dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, dan karir.

"Bagaimana guru BK itu untuk dapat memberikan pendampingan dan arahan kepada siswa secara berkelanjutan. Bagaimana guru BK dapat mengidentifikasi apa yang diminati dan masalah yang dihadapi siswa. Bagaimana metode monitoring dan konseling yang seharusnya dilakukan sesuai kurikulum baru ini," katanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar